Sabtu, 10 Januari 2015

(SIG) Pada Kelapa Kelapa sawit



SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN
“PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PADA PERUSAHAAN KELAPA SAWIT”

I.     PENDAHULIAN

GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.  Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
Kelapa sawit merupakan komoditas hutan industry yang menyumbang devisa yang tinggi bagi Insonesia. Luasnya areal maupun ruang lingkup pekerjaan dalam suatu perkebunan kelapa sawit, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta perkembangannya. Pengelolaan perkebunan ini memerlukan usaha untuk memperbaiki sistem agribisnis perkebunan kelapa sawit yang didukung oleh berbagai informasi penunjang. Kebutuhan akan sistem informasi yang baik dan lengkap dapat memanfaatkan sistem informasi geografis yang telah dikembangkan.

II.       PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) UNTUK PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Kondisi perkebunan kelapa sawit yang sangat luas dan tersebar di berbagai lokasi yang berjauhan berdampak pada volume data serta informasi yang besar dan kompleks yang selalu terkait dengan informasi spasial (geografis) atau lokasi baik global maupun rinci. Pengembangan sistem informasi yang handal dan terintegrasi dapat menunjang kegiatan operasional untuk meningkatkan kinerja pengolahan perkebunan kelapa sawit. Untuk mewujudkan hal ini, sebuah perusahaan kelapa sawit membutuhkan pengembangan sistem informasi yang berbasis data spasial atau yang lebih dikenal sistem informasi geografis (SIG).
Proses pengambilan keputusan pada kegiatan divisi-divisi operasional perusahaan kelapa sawit akan sangat terbantu dengan adanya sistem informasi yang bereferensi spasial seperti pada proses perencanaan, pemeliharaan dan pengawasan perkebunan. Sistem informasi geografis yang terkait dengan objek-objek yang ada di perkebunan, merupakan sistem yang cocok untuk dikembangkan. Untuk membangun sistem informasi geografis perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan, terutama dalam beberapa hal seperti pemanfaatan data spasial untuk pengembangan sistem informasi, data dan informasi yang dibutuhkan, serta pengintegrasian data spasial dengan data dan informasi non spasial yang bberkaitan.
Ada beberapa tahapan untuk mengembangkan SIG pada sebuah perusahaan kelapa sawit. Langkah pertama yaitu melakukan kajian dan evaluasi terhadap sistem informasi yang sudah ada pada perusahaan tersebut. Kemudian menganalisis kebutuhan untuk sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dan yang terakhir mengintegrasikan sistem informasi spasian dengan sistem informasi yang sudah ada pada divisi-divisi operasional melalui pengembangan prototype. Ruanglingkup kegiatan dalam perusahaan kelapa sawitmencakup banyak hal diantaranya : Persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen.
Selama ini data dan informasi perkebunan hanya disajikan dalam bentuk laporan yang berisi angaka dan teks, sedangkan peta disajikan dengan cara manual pada kertas. Dari berbagai ruanglingkup kegiatan di perkebunan kelapa sawit tersebut dapat diambil beberapa divisi yang dapat dikembangkan menggunakan SIG yaitu: panen, pemupukan, hama dan pernyakit serta infrastrukturnya. Informasi yang dibutuhkan dalam operasional perkebunan adalah informasi dasar perkebunnan, informasi panen harian, informasi pemupukan, informasi hama penyakit tanaman serta informasi infrastruktur perkebunan. Semua informasi tersebut memerlukan informasi spasial (geografis) yang dideskripsikan dengan unsure-unsur informasi kegiatan perkebunan yang bersangkutan.

Jenis – jenis informasi yang dibuthkan pada divisi kegiatan perkebunan sawit diatas yaitu:
Jenis Informasi
Kebutuhan Informasi
Informasi dasar perkebunan
1.    Pembagian areal afdeling dan blok tanaman sawit
2.    Luas blok dan luas tanam kelapa sawit
3.    Tahun mayoritas penanaman setiap blok
4.    Jumlah pohon setiap blok dan jumlah pohon produktif
5.    Periode sensus pohon dan pelaksanaanya
6.    Sebaran pohon kelapa sawit setiap blok
7.    Gambar lokasi blok perkebunan secara detail
Panen
1.    Waktu panen dan jumlah blok yang dipanen
2.    Volume TBS yang dipanen dan yang dikirim ke pabrik
3.    Kualitas TBS
4.    Jumlah pemanen dan pengkutan
5.    Lokasi blok yang dipanen
Pemupukan
1.    Rekomendasi pemupukan
2.    Rencana dan realisasi pemupukan
3.    Kelengkapan pemupukan dalam satu periode
4.    Lokasi blok rencana dan realisasi pemupukan
Hama dan Penyakit tanaman
1.    Inspeksi hama dan penyakit
2.    Pengendalian hama dan penyakit
3.    Deteksi hasil pengendalian
4.    Lokasi penyebbaran hama dan penyakit tanaman
Infrastruktur tanaman
1.    Jenis infrastruktur
2.    Rencana pembangunan atau perbaikan
3.    Status infrastruktur
4.    Realisasi pembangunan atau perbaikan
5.    Lokasi dan penyebaran infrastruktur.
Perancangan sistem informasi dilakukan dengan teknik pemodelan yang berorientasi proses dan data. Model proses dijelaskan dengan data flow diagram (DFD) yang secara logika menggambarkan aliran data dari suatu sumber melalui suatu proses dalam sistem hingga menjadi keluaran informasi. Diagram konteks pengambangan SIG pada beberapa divisi dalam perkebunan kelapa sawit diatas yaitu:


Perancangan data difokuskan pada struktur basis data sapasial maupun non spasial. Basis data spasial dibagi kedalam beberapa lapisan data (layer) sesuai dengan karakteristik data perkebunan, sedangkan basis data non spasial ditentukan berdasarkan kebutuhan informasu untuk setiap kegiatan operasional perkebunan. Kebutuhan data spasial untuk pengelolaan perkebunan kepala sawit dapat mencakup berbagai layer, seperti: batas perkebunan, batas afdeling, batas blok, jalan angkut, hidrologi, jembatan dan gorong-gorong, tapak bangunan, garis ketinggian dan pohon kelapa sawit.
Untuk melengkapi perancangan sistem informasi geografis, dilakukan perancangan antar muka untuk pengguna (user interface) sehingga sistem informasi ini menjadi lebih mudah digunakan.
Pengembangan Prototipe SIG
SIG pengelolaan perkebunan kelapa sawit dirancang dan dikembangkan dalam lingkungan teknologi client-server PC network berbasis windows. Pengembangan prototype sistem informasi geografis mengintegrasikan data sapsial dengan data kegiatan operasional yang sebelumnya ditangani oleh sistem informasi yang ada. Pada prototype SIG terdapat menu-menu serta button untuk memproses data menjadi produk informasi dasar, panen, pemupukan, hama penyakit tanaman serta infrastruktur perkebunan. SIG ini dilengkapi dengan tools untuk berinteraksi dengan peta digital yang ditampilkan pada area peta.
Areal perkebunan kelapa sawit ditata menjadi beberapa afdeling dan blok tanaman untuk mempermudah pengelolaan dan pengawasan kegiatan operasional perkebunan. Menu pencarian (search) dibuat untuk memudahkan pengguna mencari lokasi afdeling atau blok tanaman tertentu pada suatu lokasi perkebunan kelapa sawit.
Informasi dasar blok perkebunan merupakan informasi yang selalu dipakai pada setiap kegiatan pengelolaan perkebunan. Informasi ini terdiri dari nama afdeling, nama blok, luasan blok, jumlah pohon, kerapatan pohon, tahun tanam dan sebagainya.
Informasi panen harian terdiri dari volume TBS yang dipanen pada setiap blok atau afdeling yang meliputi jumlah janjang yang dipanen, jumlah janjang yang terangkut ke pabrik, jumlah yang tidak terangkut, jumlah janjang yang kualitasnya buruk, jumlah pemanen, dan jumlah rute pengangkutan. Selanjutnya dari informasi ini dapat dihitung rekapitulasi total volume masing-masing item serta berat janjang rata-rata pada panen hari yang bersangkutan. Lokasi blok yang dipanen ditunjukkan pada peta dengan warna tertentu. Dari informasi ini sistem dapat mengevaluasi kinerja panen dari waktu ke waktu selama periode tertentu, sehingga dapat menampilkan informasi produktivitas setiap blok tanam.


Menu informasi pemupukan berfungsi untuk melihat informasi tersebut pada satu periode (rotasi) pemupukan untuk jenis pupuk tertentu. Informasi ini terdiri atas volume rencana dan realisasi pemupukan pada setiap blok atau afdeling, tanggal terakhir pelaksanaan pemupukan pada satu rotasi, dan luas areal yang telah dipupuk. Blok-blok yang telah dipupuk dapat dilihat pada peta yang diberi warna tertentu. Dari informasi ini, sistem dapat mengevaluasi kualitas pemupukan dari waktu ke waktu selama periode tertentu, sehingga dapat menampilkan informasi kelengkapan unsure hara untuk setiap blok tanaman.
Selanjutnya terdapat menu yang berfungsi untuk memantau hasil inspeksi hama dan penyakit tanaman kelapa sawit pada  seluruh areal perkebunan. Informasi serangan hama dan penyakit untuk jenis tertentu pada satu bulan inspeksi terdiri dari: nama blok tanaman, tanggal inspeksi pada bulan yang dipilih, jumlah sampel pohon kelapa sawit, jumlah pohon yang terserang, intensitas serangan, kategori serangan dan luas areal blok yang terserang. Blok-blok yang telah terserang hama dan penyakit tanaman tertentu dapat diperlihatkan pada area peta dengan warna yang berlainan untuk setiap kategori serangan (berat, sedang atau ringan). Informasi serangan hama/penyakit ini digunakan oleh divisi hama dan penyakit tanaman (HPT) sebagai dasar untuk pengendalian hama/penyakit yang berkategori sedang dan berat dengan perlakuan khusus sesuai dengan kondisi serangan.
Sistem ini juga dapat memantau infrastruktur perkebunan (bangunan, jalan angkut dan jembatan/gorong-gorong) secara berkala diseluruh areal perkebunan sebagai masukan untuk emlihat kondisi infrastruktur, melakukan pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur. Keberadaan informasi yang bersifat spasial akan sangat bermanfaat dalam melakukan perencanaan, pemeliharaan maupun pengembangan infrastruktur. Sebagai contoh diperlihatkan kondisi bangungan yang ada pada suatu afdeling, yang berisi informasi bangunan yang terdiri dari: nama, tipe, luas, jenis, tahun pembuatan, rehab terakhir, penghini dan kondisi bangunan saat ini.

Manfaat yang diperoleh melalui penggunaan sistem informasi geografis (GIS) pada perkebunan kelapa sawit yaitu:
Manfaat Langsung
Manfaat tak Langsung
·    Tersedianya basis data spasial yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai divisi di perkebunan kelapa sawit
·    Adanya konsistensi dan akurasi data
·    Adanya percepatan waktu proses manual dengan SIG
·    Effisiensi dalam penggunaan bahan untuk pembuatan peta tematik, karena semua proses tersebut telah dilakukan secara elektronik
·    Penghilangan duplikasi data
·    Meningkatkan kualitas produk informasi
·    Basis data lebih mudah di update oleh divis-divisi yang bersangkutan
·    Terselenggaranya data sharing dalam bentuk implementasi yang sesungguhnya bagi divisi-divisi yang memerlukan data
·    Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik
·    Koordinasi antar divisi yang terkait lebih mudah dilakukan melalui jaringan local (LAN)
·    Perbaikan moral karyawan dengan adanya eliminasi pekerjaan yang membosankan.
 
III.          KESIMPULAN

Sistem informasi geografis dapat digunakan untuk membuat pemodelan dan analisis sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dan akurat, dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Sistem informasi geografis pengelolaan perkebunan kelapa sawit dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadapt effisisensi biaya secara signifikan dibandingkan dengan sistem informasi yang telah ada. Salah satu kelebihan sistem informasi geografis adalah kemampuannya dalam melakukan pemodelan terhadap suatu kasus berdasarkan data spasial.
Dibangunnya sistem informasi geografis (SIG) berimplikasi pada menejemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit seperti perlunya investasi untuk pengembangan sistem, akuisisi data, pengadaan perangkat keras dan lunak, serta untuk pemeliharaan sistem. Pada saat tertentu diperlukan jalinan kemitraan dengan lembaga lain atau konsultan ahli dalam pemetaaan dan SIG. pemakaian SIG akan berimplikasi pada efisiensi waktu dan biaya proses sistem informasi, kemudahan analisis masalah, peningkatan kualitas informasi dan berbagai manfaat yang dapat diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2012. Sistem Informasi Geografis. www.wikipedia.org. diakses pada tanggal 23 September 2012.
Jogiyanto, HM. 1999. Analisis dan Sedain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Suroso AI, Seminar KB, Satriawan P. 2004. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 1 : 33-41. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
 

 














 

 

 
 

2 komentar:

  1. terimakasih atas materinya (SIG) Pada Kelapa Kelapa sawit
    SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN
    “PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PADA PERUSAHAAN KELAPA SAWIT”
    jangan lupa kunjungi website saya https://estyjulitriani.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/ dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas artikel Anda, sebagai referensi tambahan saya dalam mempelajari dan memahami GIS. Aplikasi GIS Kelapa Sawit ini cukup lengkap juga menurut saya, Anda juga menyertakan fitur menu yang berfungsi untuk memantau hasil inspeksi hama dan penyakit tanaman kelapa sawit pada seluruh areal perkebunan. Sehingga semua tanaman kelapa sawit dapat diawasi pertumbuhannya.

    Kunjungi website saya https://tri-aprilia.mahasiswa.atmaluhur.ac.id dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus